Sudah lama aku tinggal dan
hidup dengan dia. Dia adalah panutan hidupku, pemberi semangat dan motivator
untukku. Dia adalah satu – satunya kakak laki – laki yang aku punya, memang aku
mempunyai kakak perempuan tetapi tidak sedekat ini, kakakku tidak hanya sebagai
kakak tetapi juga sebagai teman berbagi cerita dikala aku dalam kesulitan dan
gundah. Kakakku seorang yang penyayang, baik, pekerja keras dan penuh tanggung
jawab. Hari – harinya hanya dihiasi dengan bekerja demi memenuhi kebutuhanku
dan dia. Kakakku mempunyai semangat hidup yang tinggi dan rasa empati yang
tinggi. Aku dan kakakku hanya hidup berdua dalam satu rumah sederhana jauh dari
kasih sayang orang tua. Tetapi aku tak pernah merasa sendiri karena selalu ada
kakakku yang selalu menemaniku, selalu memberi nasihat untuku dan selalu di sampingku
saat aku kehilangan arah. Hampir setiap hari aku dan dia bersama – sama,
berbagi cerita dan pengalaman setiap harinya. Dia selalu menasihatiku saat aku melakukan
sesuatu yang tidak baik, walaupun setiap perkataan yang dia lontarkan kepadaku
kadang – kadang tak pernah aku hiraukan tetapi tetap saja dia menasihatiku. Aku
sering menyakiti hati kakakku tanpa aku sadari tetapi kakakku tak pernah merasa
dendam atas apa yang telah aku lakukan, dia tetap menyayangiku dan memenuhi
semua kebutuhanku. Tidak pernah terlihat di matanya rasa lelah dan letih dalam
menjalani hidup ini, yang terlihat sebuah senyuman manis di bibirnya. Dia
selalu berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhanku. Aku memang masih mempunyai satu
orang tua dan kakak perempuan, tetapi aku tidak terbiasa meminta sesuatu kepada
ibuku, aku terbiasa meminta sesuatu kepada kakakku, mungkin karena aku sudah
lama hidup dengannya.
Banyak yang bilang kalau aku
dan kakakku itu berbeda tetapi bagiku tidak pernah ada perbedaaan diantara
kita. Kakakku juga sangat menyayangi ibuku dan kakak perempuanku. Kakakku tidak
hanya sebagai kakak, teman bahkan sekaligus dia juga sebagai pengganti ayah
untukku. Hampir 8 tahun aku hidup dengan kakakku jauh dari ibu, kakak perempuan
serta jauh dari kasih sayang seorang ayah. Figur seorang ayah dan ibu aku dapatkan
darinya.
Dalam menjalani hubunganpun
kakakku tidak pernah sedikitpun berusaha untuk menyakiti hati perempuan,
walaupun kakakku yang selalu disakiti oleh perempuan, tetapi kakakku tidak
pernah membalas rasa sakit hatinya itu, itu semua dia lakukan agar ke – 2 adik
perempuannya tidak disakiti oleh laki – laki. Begitu tulus dan bersih hati
kakakku tanpa diselimuti rasa benci sedikitpun, aku berharap kelak kakakku
dapat memperoleh kekasih yang baik dan hatinya tulus seperti kakakku. Aku
terinspirasi untuk mempunyai seorang kekasih seperti kakakku yang selalu
memberi tanpa mengharap balasan, yang selalu menjaga dan melindungiku. Kakakku
is the best.
No comments:
Post a Comment