Hadits Tentang Wanita
|
Hadits
adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber
hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di
bawah Al-Qur'an. Berikut ini adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan
wanita yang dirangkum dari berbagai sumber. Semoga dengan mengetahui dan
mengamalkan hadits-hadits ini, kita dapat mejadi orang yang lebih baik. Wallahu
A'lam Bishawab :)
1. Abdullah bin Amr
radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim no. 1467)
"Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim no. 1467)
2. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab
radhiallahu'anhu:
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.")
3. Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah:"Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu.
"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.")
3. Berkata Al-Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah:"Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu.
Bila
engkau pandang menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau
membutuhkannya. Engkau dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat
membantumu dan ia akan menjaga rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam
keperluan-keperluanmu, ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya
ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh anak-anakmu." (‘Aunul
Ma‘bud, 5/57)
4. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda:"Empat perkara termasuk
dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/
lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat
perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek
(tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang
sempit." (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302, dishahihkan
Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
5. Ketika Umar
ibnul Khaththab radhiallahu'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi
wa sallam:
"Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?" Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab:
"Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?" Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab:
"Hendaklah
salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa
berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat."
(HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Shahih Ibnu Majah no. 1505)
6. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bagi lelaki yang ingin
menikah:
"Wanita
itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya,
karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang
punya agama, engkau akan beruntung." (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim
no. 1466)
7. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
"Wanita
(istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka." (An-Nisa: 34)
8. Al Bukhori
meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiallohu anhu dari Nabi Shollallohu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda, yang artinya:
"Barangsiapa
yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya,
dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk,
dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau
meluruskannya. Maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap
bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah baik kepada wanita." (HR. Bukhori dan
Muslim)
9. Asy-Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah berkata:
"Tugas
seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada
suaminya, karena itulah Allah berfirman:
"Wanita
shalihah adalah yang taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada." Yakni taat kepada
suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian), dia menjaga
suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya." (Taisir Al-Karimir
Rahman, hal.177)
10. Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila
seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya
dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam
surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191,
dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660,
661)
11. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan
tangannya pada tangan suaminya seraya berkata:
"Aku
tak dapat tidur sebelum engkau ridha."
(HR.
An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah,
Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
12. Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak
halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang
bepergian) kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim
no. 1026)
13. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
"Allah
tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya
padahal dia membutuhkannya." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
14. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
14. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Demi
Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di
langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya." (HR. Muslim
no.1436)
15. Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila
seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya,
niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya)." (HR.
Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)
16. Ahmad dari Abu Hurairoh rodhiallohu anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya:
16. Ahmad dari Abu Hurairoh rodhiallohu anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya:
"Wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk, jika kamu meluruskannya. Maka kamu
mematahkannya. Jadi, berlemah lembutlah terhadapnya, maka kamu akan dapat hidup
bersamanya.” (HR Hakim, shohih)
17. Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat 'ied, ia tidak memiliki jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:
17. Kisah wanita yang akan berangkat menunaikan shalat 'ied, ia tidak memiliki jilbab, maka diperintah oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:
"Hendaknya
Saudarinya meminjaminya Jilbab untuknya." (HR. Bukhari No. 318).
18. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda di akhir kehidupannya, dan hal itu terjadi pada haji Wada’:
18. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda di akhir kehidupannya, dan hal itu terjadi pada haji Wada’:
"Ingatlah,
berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi
kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali
bila mereka melakukan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka
tinggalkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukul lah mereka dengan pukulan
yang tidak melukai.
Jika
ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun
tidak boleh memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke tempat tidur dan rumah
kalian. Ketahuilah bahwa hak mereka atas kalian adalah kalian berbuat baik
kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan makanan mereka." (HR Tirmidzi
dan Ibnu Majah, shohih)
19. Ummu Salamah
berkata:
"Wahai
Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah?"
Beliau bersabda:
Beliau bersabda:
"Hendaklah
mereka memanjangkan satu jengkal",
lalu
ia bertanya lagi:
"Bagaimana
bila masih terbuka kakinya?"
Beliau
menjawab:
"Hendaknya
menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih". (HR. Tirmidzi 653 dan
berkata: "Hadits hasan shahih").
20. Aisyah berkata,
"Aku
bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap
wanita?"
Jawab Rasulullah,
Jawab Rasulullah,
"Suaminya.
"
"Siapa
pula yang berhak terhadap lelaki?"
Jawab
Rasulullah,
"Ibunya."
21. Hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad rodhiallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu'alaihi wa salam bersabda padanya:
21. Hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad rodhiallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu'alaihi wa salam bersabda padanya:
"Apapun
yang engkau berikan berupa suatu nafkah kepada keluargamu, maka engkau diberi
pahala, hingga sampai sesuap makanan yang engkau angkat (masukkan) ke mulut
istrimu." (HR Bukhori Muslim)
22. Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
"Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya…" (QS
Ar Ruum: 21)
22. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
22. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
"Hai
Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mu’min:
"Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59).
"Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59).
23. Al-Hushain bin
Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari
keperluan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya
kepadanya:
"Apakah
engkau sudah bersuami?"
Bibi
Al-Hushain menjawab:
"Sudah."
"Bagaimana
(sikap) engkau terhadap suamimu?" tanya Rasulullah lagi.
Ia
menjawab:
"Aku...
tidak
pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu."
Rasulullah
bersabda:
"Lihatlah
di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena SUAMIMU ADALAH
SURGA DAN NERAKAMU."
(HR.
Ahmad 4/341 dan selainnya, lihat Ash-Shahihah no. 2612)
24. Di dalam kisah
gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para
shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau
melihat surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada
para shahabatnya:
"… Dan aku melihat NERAKA maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum WANITA."
"… Dan aku melihat NERAKA maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum WANITA."
Para
shahabat pun bertanya:
"Wahai
Rasulullah, Mengapa (demikian)?"
Beliau
menjawab:
"Karena
kekufuran mereka."
Kemudian
mereka bertanya lagi:
"Apakah
mereka kufur kepada Allah?"
Beliau
menjawab:
"Mereka
kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap
kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di
antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada
dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah
melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu."
(HR.
Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
25. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Ada
dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya:
Suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan
cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis,
atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika
berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang
berpunuk dua.
Mereka
tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan
didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 tahun)." (HR. Muslim 3971,
Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421).
26. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
26. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai
Asma, sesungguhnya apabila wanita sudah mendapatkan haid (yakni, telah melewati
usia kanak-kanak) maka yang layak untuk dilihat darinya hanyalah ini dan ini
saja."
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangannya.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangannya.
27. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Dan
janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan." (QS. An-Nur : 31)
28. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Siapa
saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya
mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan
tiap-tiap mata ada zina." (HR. Nasaii ibn Khuzaimah & Hibban).
29. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Hendaklah
mereka (perempuan) melabuhkan kain kudung hingga menutupi dada mereka."
(QS. An-Nur : 31)
30. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Rasulullah
melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikir
giginya." (HR. At-Thabrani)
31. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
31. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya
kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik dari pada menyentuh kaum yang
bukan sejenis yang tidak halal baginya." (HR. At-Thabrani & Baihaqi)
32. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Dan
katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukan sebagian dari
pandangannya." (QS. An-Nur : 31)
33. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Barang
siapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian
kehinaan dihari akhir nanti." (HR. Abu Daud)
34. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Wahai
anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga
mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup
rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya." (HR. Bukhari
& Muslim)
35. Dari Hamzah bin Abi
Usaid al-Anshari, dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah
Shollallahu'alaihi wa Sallam bersabda kepada para wanita (saat itu beliau
sambil keluar dari masjid, dan terlihat laki-laki dan wanita berbaur di jalan):
"Minggirlah
kalian, karena tidak layak bagi kalian untuk berjalan di tengah. Kalian harus
berjalan di pinggir." Sejak saat itu, ketika para wanita berjalan keluar,
mereka berjalan ditepi tembok. Bahkan baju-baju mereka sampai tertambat di
tembok, karena begitu dekatnya mereka dengan tembok ketika berjalan. (HR. Abu
Daud; HASAN)
36. Dari 'Uqbah bin 'Amir
rodhiyallohu'anhu, bahwa Rasulullah Shollallahu'alaihi wa Sallam:
"Berhati-hatilah dari menemui wanita."
"Berhati-hatilah dari menemui wanita."
Lalu
berkata salah seorang dari Anshar:
"Wahai
Rasulullah, bagaimana dengan saudara dari suami?"
Beliau
bersabda:
"Saudara
suami adalah kematian."
37. Dari ('Abdullah) bin
'Umar rodhiyallohu'anhu berkata:
Rasulullah
Shollallohu'alaihi wa Sallam bersabda:
"Janganlah
kalian melarang wanita-wanita kalian dari masjid-masjid, akan tetapi
rumah-rumah mereka adalah lebih baik untuk mereka." (HR. Abu Daud dan Ibnu
Khuzaimah; SHAHIH).
38. Dari 'Abdillah bin Mas'ud rodhiyallohu'anhu, dari Nabi Shollallahu'alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya wanita adalah aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya adalah ketika ia berada di rumahnya." (HR. Ibnu Khuzaimah; SHAHIH)
38. Dari 'Abdillah bin Mas'ud rodhiyallohu'anhu, dari Nabi Shollallahu'alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya wanita adalah aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya adalah ketika ia berada di rumahnya." (HR. Ibnu Khuzaimah; SHAHIH)
39. Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam bersabda:
"Akan
ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum
lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka
berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat sesuatu) seperti
punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka! sesungguhnya mereka adalah
wanita-wanita terlaknat." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/233))
40. Ahmad dari Abu
Hurairoh rodhiallohu anhu dari Rosululloh shollallohu'alaihi wa sallam, beliau
bersabda, yang artinya:
"Wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk, jika kamu meluruskannya. Maka kamu
mematahkannya. Jadi, berlemah lembutlah terhadapnya, maka kamu akan dapat hidup
bersamanya." (HR Hakim, shohih)
Hadits tentang wanita haid
1. Dari Abu
Sai'd, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Bukankah
bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan
agama si wanita. (Muttafaqun'alaih, HR. Bukhari no. 1951 dan Muslim no. 79)
2. Dari Mu'adzah,
ia berkata bahwa ada seorang wanita yang berkata kepada 'Aisyah,
"Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika suci?"
"Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika suci?"
'Aisyah
menjawab,
"Apakah
engkau seorang Haruri? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami
untuk mengqodho'nya."
Atau 'Aisyah berkata, "Kami pun tidak mengqodho'nya." (HR. Bukhari no. 321)
Atau 'Aisyah berkata, "Kami pun tidak mengqodho'nya." (HR. Bukhari no. 321)
3. Dalam hadits
Mu'adzah, ia pernah bertanya pada 'Aisyah radhiyallahu 'anha,
"Kenapa
gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?"
Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?"
Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?"
Aku
menjawab, "Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya."
Dia menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat'.”
Dia menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat'.”
(HR.
Muslim no. 335)
Berdasarkan
kesepakatan para ulama pula, wanita yang dalam keadaan haid dan nifas tidak
wajib puasa dan wajib mengqodho' puasanya. (Al Mawsu'ah Al Fiqhiyah, 28/ 20-21)
4. Imam Nawawi
rahimahullah berkata, "Kaum muslimin sepakat akan haramnya menyetubuhi wanita
haid berdasarkan ayat Al Qur'an dan hadits-hadits yang shahih." (Al
Majmu', 2: 359) Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Menyetubuhi wanita
nifas adalah sebagaimana wanita haid yaitu haram berdasarkan kesepakatan para
ulama." (Majmu' Al Fatawa, 21: 624
5. Allah Ta’ala
berfirman,
"Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari (hubungan intim dengan) wanita di
waktu haid." (QS. Al Baqarah: 222).
Imam
Nawawi berkata, "Mahidh dalam ayat bisa bermakna darah haid, ada pula yang
mengatakan waktu haid dan juga ada yang berkata tempat keluarnya haid yaitu
kemaluan.
Dan
menurut ulama Syafi'iyah, maksud mahidh adalah darah haid."
(Al
Majmu', 2: 343)
6. Dalam riwayat
yang muttafaqun'alaih disebutkan,
Dari
'Aisyah, ia berkata bahwa di antara istri-istri Nabi shallallahu'alaihi wa
sallam ada yang mengalami haid. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam ingin
bercumbu dengannya. Lantas beliau memerintahkannya untuk memakai sarung agar
menutupi tempat memancarnya darah haid, kemudian beliau tetap mencumbunya (di atas
sarung). Aisyah berkata,
"Adakah
di antara kalian yang bisa menahan hasratnya (untuk berjima') sebagaimana Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam menahannya?"
(HR.
Bukhari no. 302 dan Muslim no. 293).
Imam
Nawawi menyebutkan judul bab dari hadits di atas, "Bab mencumbu wanita
haid di atas sarungnya". Artinya di selain tempat keluarnya darah haid
atau selain kemaluannya.
7. Ketika 'Aisyah
haid saat haji, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda padanya,
"Lakukanlah
segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf
di Ka'bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211)
Hadits
tentang wanita muslimah
1. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku tidak
melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias
menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian
(para wanita)." (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)
2. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah
kalian menikahi wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu
merusak mereka. Janganlah menikahi mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi
harta-harta mereka itu membuat mereka sesat. Akan tetapi nikahilah mereka
berdasarkan agamanya. Seorang budak wanita berkulit hitam yang telinganya sobek
tetapi memiliki agama adalah lebih utama." (HR. Muslim)
3. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Maukah aku
beritahukan kepadamu tentang sebaik-baik harta pusaka seseorang? Yaitu wanita
shalehah yang menyenangkan jika dipandang, yang taat padanya jika disuruh, yang
bisa menjaganya jika ditinggal pergi." (HR. Abu Daud dan al-Hakim dari
Umar ra.)
4. Dari
Abu Hurairah, Rasulullah: "Wanita yang bagaimana yang paling baik?"
Beliau menjawab: "Jika ia dipandang selalu menyenangkan, jika diperintah
taat, dan tidak menyelisihinya terhadap perkara yang ia benci bila terjadi pada
dirinya (istri) atau hartanya (suami)."
Hadits
tentang wanita penghuni neraka
1. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku melihat ke dalam Surga maka
aku melihat kebanyakan penduduknya
adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku
menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita." (HR. Bukhari, no. 3069
dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
2. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku berdiri di depan pintu
syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya adalah orang
orang miskin, dan orang orang yang kaya ditahan kecuali penghuni neraka mereka
disuruh untuk masuk ke,neraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka maka
(kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya adalah wanita". (H. R Muslim,
no. 7113)
3. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya penduduk surga yang
paling sedikit adalah wanita." (HR. Muslim, no. 7118).
4. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Wanita mana saja yang meminta
cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar'i) maka haram baginya wangi
Surga." (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055). Di shohihkan
oleh syekh Al Bani dalam "shohih sunan abu daud" (no. 1928).
5. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila suami mengajak istri
keranjangnya (untuk jima') lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para
malaikat sampai subuh".
Dalam riwayat : "lalu ia tidur
malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya sampai
subuh."
Dalam riwayat lain: "Apabila istri
diwaktu malam meninggalkan ranjang suaminya, ia enggan mendatanginya, maka yang
di langit (Allah) akan murka kepadanya sampai ia minta keridhaan suaminya.
6. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak boleh bagi perempuan yang
beriman dengan Allah dan hari akhirat berpuasa (sunat) sedang suminya
bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak mengizinkan (seseorangpun) masuk
kedalam rumahnya kecuali dengan izinnya."
7. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Bershadaqahlah kalian! Karena
kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!" Maka berdirilah seorang
wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua
pipinya, iapun bertanya: "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap
suami!" (HR. Bukhari)
No comments:
Post a Comment